Jumat, 20 Agustus 2010

6 Teladan Sportivitas di Dunia Olahrag

Bagi mereka, menang bukanlah segalanya. Ada hal-hal yang lebih penting dari menang itu sendiri. Dari tindakan mereka, nama mereka tetap harum, bukan semata karena prestasi tapi karena karakter yang langka.

1. ROBBIE FOWLER.
Pemain bola legendaries klub Liverpool ini nunjukin sportivitas saat menghadapi Arsenal. Waktu itu, ia jatuh di kotak penalti. Wasit pun memutuskan memberinya hadiah tendangan penalti. Tapi, Fowler ngotot kalo dia jatuh sendiri dan bukan karena lawan. Tapi, karena wasit tetap kasi penalti, Fowler pun nendangan tapi sengaja dengan lembah sehinggan mudah ditangkap kipper Arsenal.

2. PAOLO DI CANIO.
Pemain bola asal Italia yang main di Liga Inggris ini memang dikenal bengal. Tapi, ia juga dikenang karena sifat sportifitasnya. Kejadiannya pada 2000, mirip iklan yang lagi gencar tayang di TV kita saat ini. Di Canio mendapat umpan matang dan tinggal satu kali tendang ke gawang. Tapi, waktu ia liat kipper lawan tergeletak cedera, Di Canio justru mengambil bola, minta pertandingan di-stop supaya kipper itu ditolong dulu.

3. LUTZ LONG.
Atlet cabang lompat jauh ini nunjukkin betapa persahabatan lebih berharga daripada kemenangan. Waktu itu, Long dan Jesse Owens, atlet kulit hitam asal AS sama-sama berlaga di satu nomor. Jerman, Negara asal Long, waktu itu dipimpin Hitler yang fasis, yang merasa Jerman adalah ras superior di atas semua bangsa, apalagi bangsa kulit hitam. Saat itu, Owens gagal di dua lompatan pertama. Kalo satu kali lagi dia gagal, maka Owens akan didiskualifikasi. Tapi, saat itu Long justru kasi tips biar lompatan Owens berhasil. Dan tips itu memang manjur! Bahkan emas merebut medali emas sedang Lutz mendapat perak. Lutz berkomentar, “Andai medali emas dan perak ini dilebur jadi satu, aku masih lebih memilih mempertahankan persahabatanku dengan Owens.”

4. JUDY GUINESS.
Juri memutuskan atlet anggar Inggris ini menang atas Ellen Preiss asal Austria. Guiness memang sudah melakukan satu kali sentuhan, tapi rupanya juri nggak liat kalo Preiss udah dua kali melakukan sentuhan. “Harunsy Preiss yang menang”, kata Guiness pada juri. Jadilah, waktu di podium Guiness minta Preiss bertukar posisi denganya di juara pertama.

5. ANDY RODDICK.
Petenis Amrik ini udah unggul 5-3 di set kedua atas Fernando Verdasco dari Spanyol dengan triple match point. Hal ini harusnya bikin pertandingan usai dan Roddick menang. Tapi, Roddick justru bilang bola Verdasco masuk. Ini berarti poin buat Verdasco. Wasit pun menganulir hasil tadi berdasar rekomendasi Roddick. Namun, justru setelah itu Verdascp bangkit dan Roddick kalah.

6. MALLORY HOLTMAN.
Waktu itu, pemain tim lawan, Sarah Tucholsky mencetak pukulan home run pertamanya. Tapi, baru nyampe base pertama, kakinya cedera. Wasit sudah hendak memutuskan kalo pukulannya cuma diitung satu poin. Tapi Mallory Holtman justru bertanya pada wasit, apa dia bisa bantu Sarah. Wasit mengiyakan dan Mallory serta rekan satu timnya, Liz Wallace memapah Sarah melewati setiap base untuk mencatat home run sambil tertawa-tawa memikirkan apa yang kira-kira dipikirkan penonton melihat hal itu. Namun, fans kedua tim justru terharu dan bersorak melihatnya. Pertandingan usai dengan tim Sarah menang.

Semoga kisah 6 teladan sportivitas olahraga ini bisa jadi inspirasi dan juga bisa temen-temen contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Salam olahraga, Tuhan memberkati!
admin

Sumber: Renungan Harian Spirit Next edisi Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar