Jumat, 20 Agustus 2010

Belajar dari Bangsa Jepang

Jepang. Meski negaranya kecil, sumber daya alam terbatas, dan pernah mengalami kehancuran pada tahun 1945, Jepang enggak pernah diliat sebelah mata. Dengan situasi yang serba terbatas itu Jepang bisa bangkit, bahkan menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Apa yang membuat Jepang bisa menjadi sedemikian maju. Salah satunya dikarenakan Jepang memiliki etos dan mentalitas yang luar biasa. So, enggak ada salahnya kita belajar dari rahasia sukses bangsa Jepang.

1. KERJA KERAS.
Seperti yang kita tahu orang Jepang dikenal sebagai pekerja keras. Pergi awal pulang petang adalah pemandangan yang biasa bagi orang Jepang. Beda jauh dengan budaya di Negara kita, pergi siang pulang juga siang juga L. Kalau mau dibuat perbandingan, seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Hmmm, hebat juga ya.

2. MALU.
Orang Jepang paling nggak tahan dengan rasa malu. Bahkan daripada menanggung rasa malu, mereka pilih hara kiri. Ini udah jadi ritual turun temurun bangsa Jepang sejak era Samurai hingga sekarang. Mereka pilih mengundurkan diri ketika merasa gagal dalam menjalankan tugasnya. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum. Dengan mentalitas seperti itu, terang aja Jepang memiliki SDM yang tangguh dan handal.

3. HIDUP HEMAT.
Orang Jepang terkenal karena sangat hemat, dalam artian enggak terjebak arus konsumerisme. Mereka membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang benar-benar perlu. Orang-orang Jepang terkenal cerdas dalam mengelola keuangannya, istilah modern-nya, mereka melek financial. Gimana dengan anak muda di Indonesia ya?

4. ULET DAN PANTANG MENYERAH.
Orang-orang Jepang itu tahan banting dan pantang menyerah. Minimnya sumber daya alam, kekalahan perang dari tentara Sekutu, bahkan peristiwa gempa bumi yang terjadi berulang kali tidak membuat Jepang menyerah begitu saja. Daripada focus pada kekurangan, mereka memfokuskan pada kelebihan yang mereka miliki. Jepang focus dengan bisnis berbasis industry, dan produk-produk Jepang menguasai dunia. Sebut saja dunia otomotif, elektronik, dan tentu saja teknologi.

5. INOVASI.
Orang-orang Jepang itu rajin berinovasi. Sekalipun mereka tidak selalu yang jadi penemu, tapi karena mereka terus melakukan inovasi akhirnya mereka sangat sukses. Cassete Tape, khususnya produk seperti Walkman, sebenarnya bukanlah ciptaan Jepang. Paten produk itu sebenarnya dimiliki oleh Philip Electronics. Tapi kita lebih kenal dengan merk Sony Walkman, bukan? Paten teknik perakitan mobil dimiliki oleh Amerika, tapi kenyataannya mobil yang paling banyak diproduksi adalah otomotif Jepang!

6. HOBI BACA.
Masyarakat Jepang termasuk sangat gemar membaca. Jarang kita bertemu orang Jepang yang duduk bengong atau ngerumpi enggak jelas arah. Mereka memanfaatkan waktu untuk membaca. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di kereta, halte, tempat menunggu, untuk membaca. Enggak heran kalo orang-orang Jepang pintar-pintar. Hobi baca, sih.

7. MANDIRI.
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Anak-anak dilatih untuk bertanggung jawab atas hidupnya sendiri, bahkan selepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar dari mereka tidak meminta biaya kepada orang tua. Malu, demikian kata mereka. Wuih… Daripada minta duit tama ortu untuk biaya sekolah, mereka lebih suka untuk kerja part time. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya. Gimana dengan kamu?

Dengan etos kerja dan budaya seperti itu, terang saja Jepang menjadi salah satu Negara paling maju di dunia. Jika kita mau maju seperti Jepang, kita harus bisa belajar delapan etos dan budaya orang Jepang tersebut. Haikk..

Tuhan memberkati!
admin

Sumber: Renungan Harian Spirit Next edisi Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar